Agus Temui Ahok Di Tahanan, Politikus PDI Perjuangan Bilang Begini


Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris, mengapresiasi kunjungan Agus Harimurti Yudhoyono, bertemu mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Dirinya menyebut putra sulung Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono itu sosok negarawan.
"Saya rasa ini gesture yang sangat baik. Mas Agus sebagai sosok negarawan yang kalaupun sudah selesai pilkadanya, tetapi persahabatan tetap dijaga oleh beliau," kata Charles kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Agus yang merupakan mantan pesaing Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 itu membagikan momen kunjungannya melalui akun Instagram miliknya, @agusyudhoyono, hari Selasa (17/10/2017) sore.
Agus mengunggah sebuah surat berisi tulisan Ahok untuknya.
"Yang saya banggakan Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Terima kasih atas kunjungan dan dukungannya untuk saya dan keluarga. Saya doakan Mas Agus sehat, penuh sukacita dan damai sejahtera menyertai keberhasilan dalam hidupnya. Salam hormat utk Bapak SBY dan Ibu Ani Yudhoyono," demikian isi surat Ahok.
Menurut Charles, pesan yang disampaikan Ahok kepada Agus juga bermakna saling memberikan dukungan.
"Dan pesan-pesan yang disampaikan oleh keduanya sangat luar biasa, bagaimana membangun bangsa kedepan menjadi lebih baik," katanya.
Lebih lanjut Charles menilai, tidak ada salahnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menjenguk Ahok.
"Saya rasa kalau silaturahmi Pak Ahok ngga akan menolak, ngga ada salahnya sebagai gubernur baru beliau mendatangi mengunjungi mantan Gubernur DKI," katanya.
Maksudnya bukan hanya mengunjungi Ahok, tetapi juga mantan gubernur Jakarta lain, untuk belajar membenahi Ibu Kota lebih baik.
Diberitakan sebelumnya, lewat foto, Agus menandai akun Instagram Ahok (@basukibtp), sang ibu, Ani Yudhoyono (@aniyudhoyono), dan istrinya, Annisa Pohan (@annisayudhoyono).
Dalam keterangan foto yang diunggahnya, Agus menyebut bertemu Ahok pada Selasa pagi.
"Pagi ini saya bersilaturahmi dengan Pak Ahok @basukibtp . Beliau menerima saya dengan sangat baik," tulis Agus.
Agus mengungkapkan, dia dan Ahok saling bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing dalam pertemuan tersebut.
Keduanya juga saling mendoakan satu sama lain.
"Dan saling mendoakan semoga ke depan kami berdua bisa menjadi manusia yang lebih baik, dan bermanfaat untuk orang banyak," kata Agus.
Pagi ini saya bersilaturahmi dengan Pak Ahok @basukibtp . Beliau menerima saya dengan sangat baik. Kami saling bercerita tentang kehidupan, dan saling mendoakan semoga ke depan kami berdua bisa menjadi manusia yang lebih baik, dan bermanfaat untuk orang banyak. Semoga kita memiliki kebesaran jiwa untuk dapat mengapresiasi karya dan jasa pemimpin terdahulu, sambil memberikan kesempatan dan mendukung pemimpin yang baru untuk dapat melanjutkan hal-hal yang sudah baik, dan memperbaiki segala yang belum baik. Yuk, kita bersatu membangun negeri...
Sumber : Tribunnews

Anggota F-PDIP Dapil DKI Ini Kecewa Vonis 2 Tahun Bui untuk Ahok


Majelis hakim memvonis dua tahun penjara terhadap Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus penodaan agama. Politikus PDIP Charles Honoris mengaku kecewa atas putusan hakim itu.

"Putusan hakim dalam kasus Ahok mengecewakan. Hakim memutuskan bukan atas dasar fakta hukum tetapi karena intervensi dan tekanan," ungkap Charles kepada detikcom, Selasa (9/5/2017).

Menurut anggota Komisi I DPR ini, kasus bukan murni sebagai proses hukum namun berawal dari persoalan politik terkait Pilgub DKI. Charles menilai ada banyak bentuk intervensi dalam kasus Ahok.

Baca juga : Charles Honoris: Hakim Lebih Takut Tekanan Daripada Keadilan

"Kasus ini lahir dari rahim pilkada DKI 2017, bukan karena adanya tindak pidana yang dilakukan seorang Ahok. Selama masa persidangan dapat dilihat besarnya upaya intervensi dan tekanan dari berbagai pihak terkait kasus Ahok," ujar dia.

"Ini dilakukan untuk kepentingan-kepentingan pilkada DKI dan upaya mendegradasi pemerintahan Jokowi," lanjut Charles.

Anggota Fraksi PDIP Dapil DKI tersebut menyatakan, intervensi terhadap putusan hakim dapat terlihat dari berbagai demonstrasi di jalan. Termasuk, kata Charles, melalui berbagai corong politik.

"Intervensi terhadap putusan hakim dilakukan dari demonstrasi di jalanan, meja pimpinan DPR sampai komentar elite-elite partai politik. Dan terbukti hakim lebih takut dengan tekanan dan intervensi ketimbang menerapkan keadilan," tuturnya.

Baca Juga: Charles: Ngawur, Tudingan Fadli Soal Bunga Untuk Ahok-Djarot

Seperti diketahui, Ahok divonis dua tahun penjara karena dinilai terbukti melakukan tindak pidana dalam Pasal 156a KUHP, yakni secara sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama. Kini Ahok sudah berada di Rutan Cipinang.

Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat telah mendatangi Djarot di Rutan Cipinang dan langsung mengajukan diri sebagai penjamin penangguhan penahanan Ahok. Dia juga telah diangkat sebagai Plt Gubernur DKI oleh Mendagri Tjahjo Kumolo.

"Saya sebagai wakil gubernur mengajukan jaminan untuk penahanan. Jaminan Pak Ahok supaya bisa ditangguhkan, bisa dalam bentuk penahanan kota," kata Djarot setelah menemui Ahok di Rutan Cipinang, Selasa (9/5).

"Karena saya memandang Pak Ahok sangat kooperatif, tidak menghilangkan barang bukti, supaya bisa menjamin proses pemerintahan," tambah dia. 

Sumber : Detik

Ahok-Djarot Habiskan Rp 53,6 M Untuk Kampanye

Selama 4 bulan kampanye Pilgub DKI 2017, pasangan calon nomor urut 2 yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat mendapat pemasukan hingga Rp 60,1 miliar. Dari pemasukan tersebut, Ahok-Djarot menghabiskan Rp 53,6 miliar untuk kampanye. 

"Kami ingin menutup Kampanye Pilkada DKl Jakarta Basuki-Djarot dengan melaporkan total hasil penerimaan dan pengeluaran dari Kampanye Rakyat yang merupakan bentuk dari pertanggung-jawaban kami terhadap uang hasil patungan masyarakat tidak hanya Jakarta tetapi seluruh Indonesia", kata Bendahara Timses Ahok-Djarot, Charles Honoris dalam jumpa pers di posko pemenangan, Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Minggu (12/2/2017). 

Dari total penerimaan Rp 60.190.360.025, rinciannya adalah Rp 1 juta dari pasangan calon, Rp 42,9 miliar adalah sumbangan perseorangan, dan ada sumbangan badan hukum swasta sebanyak Rp 15 miliar. Ada pula sumbangan sebesar Rp 1,7 miliar yang masih belum lengkap syaratnya serta bunga bank. 

"Rp 1,7 miliar itu enggak lengkap, karena formulirnya tidak didapatkan. Ada beberapa kesempatan transfer langsung ke rekening, itu tidak bisa digunakan. Kami sudah sosialisasi ke masyarakat. Akan dikonsultasi dengan auditor, jika tidak sesuai akan dikembalikan ke kas negara," ucapnya. 

Staf bendahara Timses Ahok-Djarot, Michael Sianipar, menjelaskan bahwa selama ini ada 3 kanal yang digunakan untuk sumbangan dari masyarakat.

"Selama ini yang digunakan adalah setoran tunai ke Bank BCA, transaksi melalui mesin EDC (Gala Dinner dan Posko Rumah Lembang), dan internet-banking melalui website resmi ahokdjarot.id," kata Michael. 

Dari total dana kampanye Rp 60,1 miliar, dana pengeluaran yang telah digunakan tim pemenangan yakni Rp 53,6 miliar. Pengeluaran itu termasuk untuk biaya pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, hingga untuk rapat umum dan iklan. 

Charles mengatakan bahwa kegiatan operasional selama masa kampanye menjadi sumber pengeluaran paling besar pasangan nomor urut 2 ini. Penyebaran bahan kampanye kepada umum menyumbang pengeluaran terbesar dengan total Rp 24,5 miliar diikuti biaya pertemuan terbatas Rp 9,2 miliar, pertemuan tatap muka Rp 7,3 miliar, rapat umum Rp 5,3 miliar, dan lain-lain. 

Charles Honoris : Kami Tidak Mungkin Mendukung Calon Perseorangan

Politisi PDI-P, Charles Honoris, menilai Plt Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang Dwi Hartono salah menangkap maksud pernyataannya soal dukungan ke Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Charles menegaskan, partainya bisa mendukung Ahok pada Pilgub 2017 mendatang apabila yang bersangkutan bersedia meninggalkan jalur perseorangan atau independen.
"Saya rasa ini hanya sedikit miskomunikasi dengan Pak Bambang. Mungkin beliau beranggapan kami mendukung calon perseorangan. Kami tidak mungkin mendukung calon perseorangan," kata Charles di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2016).
Sebagai anggota DPR yang mewakili dapil Jakarta, Charles mengaku menerima banyak aspirasi publik yang menginginkan PDI Perjuangan untuk kembali mengusung Ahok dan Djarot.
Dia menilai, Ahok dan Djarot bisa saling mengisi untuk Jakarta yang lebih baik.
"Ini dibuktikan dengan survei kepuasaan publik yang tinggi apabila pasangan ini disandingkan kembali," ujar Charles.
Anggota Komisi I DPR ini menilai, perbedaan pendapat antara ia dan Bambang merupakan hal yang wajar. Namun, ada saja pihak-pihak yang memaknai perbedaan pendapat sebagai adanya perpecahan di PDI Perjuangan.
"Padahal justru di sinilah letak praktik dan pembelajaran demokrasi di partai kami. Semuanya akan tertib barisan dan tegak lurus manakala instruksi partai sudah dikeluarkan," ucapnya.
Soal dirinya yang disebut Bambang ditertawai oleh internal PDI-P, Charles hanya menanggapi santai.
"Kalau ditertawai ya sudah biasa. Kami kan memang sudah terbiasa menangis dan tertawa bersama rakyat, ha-ha-ha," ujar Charles.
Bambang Dwi Hartono sebelumnya mengatakan, pendapat dua kader PDI-P, Aria Bima dan Charles Honoris, soal sinyal dukungan PDI-P untuk Basuki Tjahaja Purnama hanya merupakan pendapat pribadi.
Menurut Bambang, pernyataan keduanya tidak bisa dinilai sebagai pendapat resmi partai.
"Itu pendapat pribadi, bukan partai," ujar Bambang ketika dihubungi, Selasa (7/6/2016).
Bambang mengatakan, DPD PDI-P, sebagai struktur yang bertugas melakukan penjaringan, sudah tegas akan mengusung calon lewat jalur partai politik.
Berdasarkan komunikasi dengan partai-partai lainnya, Bambang juga mengatakan, PDI-P tidak mengusung Ahok yang memilih maju melalui jalur independen.
"Dua orang ini di grup ditertawai dan dianggap orang yang 'gatel' gitu ya, ingin bicara. Enggak punya panggung, terus ngomong seenaknya sendiri tanpa koordinasi," ujar Bambang.
Sumber : kompas.com

Kepuasan Masyarakat Atas Kinerja Ahok-Djarot Dinilai Sangat Tinggi

Politisi PDI-Perjuangan (PDIP) Charles Honoris menilai wajar jika muncul sejumlah dukungan relawan Ahok-Djarot belakangan ini. Menurut survei Charta Politika menunjukkan bahwa kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Ahok-Djarot mencapai 82,8 persen.
"Saya kira wajar ya (dukungan masyarakat ke Ahok-Djarot). Artinya, ada kepuasan masyarakat kepada pasangan itu," ujar Charles di Jakarta, Senin (6/6).
Menurutnya, kelompok relawan itu muncul dari masyarakat yang merasa puas dengan kinerja Ahok-Djarot selama memimpin ibu kota sebagai gubernur dan wakil gubernur. Bahkan, kata dia, di berbagai survei kepuasan publik terhadap pasangan itu sangat tinggi.
Bahkan, kata anggota Komisi I itu, tingkat kepuasan publik Ahok-Djarot jauh lebih tinggi dibandingkan survei kepuasan Jokowi-Ahok selama memimpin ibukota.
Sejumlah titik di Ibukota mulai diramaikan dengan spanduk ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa dari pasangan Gubernur Basuki T Purnama alias Ahok dengan wakilnya Djarot Syaiful Hidayat. Spanduk yang tersebar di sejumlah titik itu dibuat oleh relawan Ahok-Djarot.
Dari pantauan di sejumlah titik jalan raya di Jakarta, Senin (6/6) pagi, spanduk dengan memajang foto Ahok-Djarot itu dibuat menjelang bulan puasa. Seperti terpantau di depan gerbang utama gedung DPR, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Pesan dalam spanduk itu tertulis "Ahok-Djarot Sudah Teruji dan Terbukti". Spanduk yang sama juga muncul di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
Spanduk tersebut merupakan bentuk dukungan para relawan terhadap pasangan Ahok-Djarot untuk maju sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pilkada DKI akan digelar Februari tahun depan.
Sumber : beritasatu.com

PDI-P Gelar Rakerda Bahas Pilkada DKI Besok


Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) akan menyelenggarakan rapat kerja daerah (Rakerda) untuk membahas pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Hal itu diungkapkan anggota Fraksi PDI-P DPR RI Charles Honoris di Balai Kota, Kamis (14/4/2016).
"Sabtu ini kami Rakerda, membicarakan persiapan pemenangan Pilkada 2017. Rakerda ini juga dilaksanakan di daerah lainnya," kata Charles.
Ia menyebutkan baru ada sekitar 6-7 orang yang mendaftar dalam penjaringan cagub DKI ke DPD PDI-P DKI Jakarta. Beberapa orang yang sudah mendaftar itu antara lain Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana, kader Partai Demokrat Hasnaeni Moein, dan Staf Ahli Kapolri bidang sosial budaya Irjen Benny Mokalu.
"Semuanya nanti diundang (ke Rakerda)," kata Charles.
Ia sendiri mengaku tidak tertarik maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dia masih ingin fokus menjalankan tugasnya sebagai anggota Komisi I DPR RI.
Selain itu, lanjut dia, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri telah menugaskan seluruh kader untuk mendukung penuh pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat hingga selesai.
"Sekali lagi, kalau soal pilkada, mekanisme harus dilalui melalui DPP," kata Charles.
PDI-P merupakan satu-satunya partai yang bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri. PDI-P memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta.
Syarat partai dapat mengusung cagub adalah memiliki minimal 20 persen dari total anggota DPRD DKI Jakarta, atau sebanyak 22 kursi.
Sumber : kompas.com

kabar charles honoris

ASK

Popular Posts