Charles Honoris, Ada yang Ingin Memecah Belah PDI Perjuangan

INILAHCOM, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) mencium adanya aroma terselubung yang ingin memecah belah kadernya. Untuk mengantisipasi itu, PDIP siaga satu.

Politikus PDIP Charles Honoris menilai gerakan untuk memecah PDIP yang kian masif jelang kongres 2015 perlu untuk diwaspadai.

"Kita perlu siaga satu," kata Charles, ketika dihubungi, Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Hal itu menanggapi hasil riset dari lembaga survei Cyrus Network yang menyatakan Megawati Soekarnoputri tidak layak menjadi Ketua Umum partai berlambang banteng moncong putih itu.

Meski demikian, kata Charles, partainya akan tetap solid mendukung kebijakkan partai. Menurutnya, langkah pihak di luar PDIP yang ingin menjegal Megawati menjadi ketum akan sia-sia.
‎"Jadi apapun yang dilakukan pihak-pihak yang ingin memecah PDI Perjuangan, termasuk survei Cyrus itu akan sia-sia belaka. Sebab dibawah kepemimpinan Ibu Megawati, kami para kader dipersatukan oleh sebuah nilai-nilai ideologi yang sama, bukan berdasarkan jabatan ataupun kekuasaan," kata Charles.

Sebelumnya, mayoritas publik menginginkan regenerasi kepemimpinan partai politik. Mengganti tokoh-tokoh tua yang masih menjadi ketua umum partai politik.

Hal itu merupakan kesimpulan hasil survei Cyrus Network yang digelar pada 1-7 Desember 2014. Survei ini secara khusus menjaring opini masyarakat terhadap empat partai politik besar, yakni PDI-P, Golkar, Gerindra dan Partai Demokrat.

"Bahkan masyarakat menilai, tokoh-tokoh senior seperti Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP) dan Aburizal Bakrie (ARB) perlu memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh yang lebih muda untuk memimpin partainya," ujar CEO Cyrus Network Hasan Nasbi saat merilis survei di Jakarta, Senin (15/12/2014).

Sebanyak 80% publik responden menginginkan agar partai politik dipimpin oleh ketua umum yang berusia 41-50 dan 51-60 tahun.

"Dan 61 persen responden menyatakan bahwa sebaiknya tokoh parpol yang berusia 60 tahun ditempatkan sebagai Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan atau Dewan Penasehat partai, bukan pengurus harian partai," katanya.

Survei ini dilakukan dengan jumlah responden 1.220 orang, proporsi responden laki-laki dan perempuan sebesar 50 banding 50 persen di 33 provinsi dengan margin of error sebesar 3,1%. [rok]

Kronologi Anggota TNI-Polri Bentrok, Mako Brimob Dirusak

 
TNI Ilustrasi

BATAM - Keributan terjadi antara-Yonif 134 Tuah Sakti (TS) dengan Satbrimob Polda Kepulauan Riau. Permasalahannya sepele karena gara-gara salah paham di depan Perumahan Buana Impian Tembesi saat mengisi bensin pagi tadi.

Salah paham itu terjadi ketika dua anggota Yonif 134/TS sedang mengisi bensin sepeda motor di depan perumahan tersebut, kemudian dua anggota Brimob saling pandang dan berujung percekcokan.

Dua anggota Yonif 134/TS bernama Pratu Nuryanto dan Praka Budiono dan dua anggota Satbrimob Bribda Erik Simanjuntak dan Bripda Solatif Purba. Entah kenapa, puluhan anggota Yonif 134/TS kemudian datang menyerang Satbrimob Polda Kepri.

“Dua anggota Yonif 134/TS Pratu Nuryono dan Praka Budiono selesai berkegiatan di Bataliyon yang tinggal di Cipta Asri. Kemudian mereka berhenti mangisi bensin, saat itu dua anggota Brimob datang dan mereka saling pandang. Akibat lirik-lirikan ini tidak terima, maka terjadi percekcokan," ujar Komandan Resort Milter (Danrem) O33 Wira Pratama/WP Kepri, Brigjen TNI Eko Margiono di Mako Brimob Polda Kepri, Rabu (19/11/2014).

Masalah dua anggota TNI dan dua Brimob itu sudah berhasil diselesaikan, karena saat itu Provost Brimob Polda Kepri datang untuk menyelesaikannya. Beberapa personel TNI sekira 30 orang yang melintas tidak tahu menahu persoalan langsung ingin menanyakan permasalahaan yang terjadi.

Kemudian, menjatuhkan sepeda motor yang sedang parkir dan sempat merusak Barak Teratai Polda Kepri.
(kem)

Sumber Informasi di Sini

kabar charles honoris

ASK

Popular Posts